Pages

Ketika Era Digital Menyentuh Petani

Aplikasi yang dirancang untuk emerging market ini menjadi solusi bagi para petani India untuk menghindari jeratan tengkulak. Mereka bisa menjual hasil panen dengan harga lebih bagus. Cocok untuk diterapkan di Indonesia, yang punya karakter mirip.

Dulu, Dhanagi Dongri selalu puyeng setiap habis memanen bawangnya. Bukan karena hasil panen yang jeblok, tapi petani bawang asal desa Khandali di distrik Solepur, India, ini bingung memikirkan kemana harus menjual hasil panennya, biar bisa mendapatkan harga jual yang bagus. Ia bukannya tak pernah mencari informasi harga pasar. Dhanagi sering mencermati info harga komoditas dari Koran. Dan bukan sekali dua kali ia menelepon pedagang kenalannya untuk menanyakan harga pasaraan bawang saat itu.

Cuma ya itu, ungkap pria 40 tahun ini, informasi harga di koran biasanya sudah tidak update lagi dengan harga di pasaran. Sementara menelepon agen –istilah mereka untuk pedagang penampung, alias pengepul-- lebih sering ketipu ketimbang mendapatkan info harga yang benar. “Agen sering memberi info harga yang salah, biar mereka dapat untung banyak,” keluh Dhanagi.

Tapi sejak sepuluh bulan lalu, tepatnya ketika Bapak tiga anak ini mencoba memanfaatkan aplikasi Nokia Life Tools (NLT) dari ponselnya, ia sudah tak khawatir lagi dibohongi agen. Karena, lewat aplikasi itu, Dhanagi tahu berapa harga pasaran untuk hasil panennya, dan di pasar terdekat mana yang harga jualnya tinggi. “Saya sekarang bisa mendapatkan untung 200 rupee lebih banyak untuk tiap kuintal bawang hasil panen saya,” kata Dhanagi sembari tersenyum.

Lain lagi cerita Mahesh Sheti. Pegawai Solapur District Central Cooperative Bank, semacam bank perkreditan rakyat di India ini, sekarang lebih pede mengucapkan kalimat dalam bahasa Inggris, meski masih belepotan dengan logat dan lidah lokalnya. Tadinya, seperti kebanyakan warga pedesaan dan kota-kota kecil di India, Mahesh tak bisa berbahasa Inggris.

Sarjana muda dari sebuah perguruan tinggi di India ini bercerita, ia punya dua anak, yang sudah bersekolah di SMA dan SMP. Meski di sekolah diajarkan bahasa Inggris, namun ia menganggap kurikulum bahasa Inggris di sekolah masih jauh dari memadai. Buktinya, kedua anaknya Cuma tahu bahasa Inggris yang itu-itu saja. Karena itu, ia terdorong mencari sarana lain untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak-anaknya, termasuk dia sendiri tentunya.

Untuk kursus jelas butuh duit banyak, ditambah sangat jarang ada tempat kursus Inggris di kota kecil semacam Solepur, tempat dia tinggal. Jadi, ketika ada Nokia Life Tools, Mahesh segera menggunakan aplikasi itu. Hasilnya? “Anak-anak saya sekarang sudah berani ngobrol dengan bahasa Inggris. Saya juga tentunya,” ujar Mahesh senang. “Percaya tidak, nilai bahasa Inggris mereka di sekolah juga lebih tinggi disbanding murid lain,” kata Mahesh bangga.

Nokia Life Tools yang disebut-sebut Dhanagi dan Mahesh, adalah aplikasi terbaru yang dikembangkan Nokia. Dibuat untuk mendukung pasar menengah bawah yang bersifat massal, atau yang kerap diistilahkan dengan emerging market. “Aplikasi ini dikembangkan untuk mendukung emerging market, untuk mengakomodasi kebutuhan segmen menengah bawah. Jadi selain menyediakan produk, Nokia juga melengkapi dengan aplikasi sehingga ponsel menjadi perangkat optimal bagi kepentingan penggunanya,” kata Jawahar Kanjilal, Global Head of Emerging Market Services Nokia. Dan segmen ini, khususnya di India, lekat dengan para petani dan buruh.

Jawahar mengatakan, idenya adalah mengatasi kesenjangan informasi (harga komoditas) antara petani dan pasar. “Banyak petani yang tidak punya akses informasi harga pasar. Akibatnya mereka kerap menjual hasil panen di bawah harga pasar. NLT hadir untuk mengisi kesenjangan itu, dan memberi akses informasi harga dengan cara yang sederhana, murah dan mudah dilakukan,” papar Jawahar.

Memang, NLT sendiri pada dasarnya merupakan aplikasi sederhana berbasis SMS, namun dengan tampilan yang lebih user friendly berbentuk grafis dan table. Karenanya, tak butuh akses broadband untuk memanfaatkan aplikasi ini. “Cukup dengan jaringan GSM,” kata Jawarhal. Untuk pasar India, aplikasi ini sudah dibenamkan (embedded) pada seri 1680 classic dan 2600 classic. Dalam menunya, ada tiga pilihan konten, tentang pertanian, edukasi, dan hiburan.

Untuk pertanian, ada info harga pasaran komoditas pertanian, informasi dan perkiraan cuaca, berita, saran dan tips, termasuk informasi pupuk. Konten edukasi berisi pelajaran bahasa Inggris. Meskipun bahasa Inggris umum digunakan di India sebagai bahasa kedua, namun penduduk kelas menengah bawah, terutama penduduk pedesaan, rata-rata tak bisa berbahasa Inggris. Sementara konten hiburan, salah satunya, berisi ramalan bintang.

Semua konten itu ditampilkan dalam bahasa local (daerah). Seperti konten bahasa Inggris, misalnya, selain ditulis dalam huruf latin, juga tersedia cara membaca dalam hurus sankrit, serta artinya dalam bahasa lokal.

Menurut Jawarhal, aplikasi ini memang ditekankan pada aspek local. Informasi local yang dituangkan dalam bahasa local. Maksudnya agar lebih mudah diterima dan dimengerti pengguna, yang memang sesuai targetnya adalah lapisan menengah bawah. Namun, justru itu yang membuat aplikasi ini benar-benar mengena pada target.

Betapa tidak, info harga misalnya, pengguna mendapatkan info harga dari pasar terdekat dari tempat tinggal pengguna. Info cuaca sama juga, berisi perkiraan cuaca dalam radius 50 km dari tempat tinggal pengguna. Karena itulah, informasi yang didapat pengguna benar-benar spesifik dari lokasi tempat tinggal pengguna.

Informasi yang sedemikian spesifik itu, memang tak lepas dari keseriusan Nokia dalam menggelar NLT. Betapa tidak, mereka menggandeng partner yang benar-benar punya kompetensi di bidangnya. Untuk data cuaca, misalnya, mereka menggandeng Skymet, perusahaan penyedia data cuaca dengan teknologi terkini, dan punya cakupan global. Skymet sendiri punya kantor di Amerika, Inggris dan India.

Untuk urusan pengolahan dan analisa data, Nokia menggandeng Infinite, sebuah perusahaan penyedia solusi data yang juga berstandar internasional. Akurasi olah data jelas berperan vital dalam layanan ini. Bayangkan saja, dalam sehari ada 10 ribu lebih data yang diolah dan dianalisa, sebelum dikirimkan ke pengguna. Data itu berasal dari data harga 275 jenis komoditi dari 4000 pasar (tradisional) di seantero India. Belum lagi ditambah data 11 bahasa local di India, data 5000 desa di 18 negara bagian.
Untungnya Nokia mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Seperti dari Kementrian Urusan Koperasi, Pemasaran, dan Petanian Maharashtra (Maharashtra adalah salah satu Negara bagian di India). “Lembaga kami memang menaruh perhatian pada peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, kami sangat mendukung inisiatif Nokia mengembangkan aplikasi yang bermanfaat untuk petani,” kata K.Z Toshniwal, General Manager MSAMB (Maharashtra State Agricultural Marketing Board), lembaga di bawah kementrian pertanian India. Lembaga itulah yang setiap pagi melakukan pengumpulan data harga komoditas di pasar-pasar.

Negara bagian Maharashtra memang jadi tempat untuk pilot project NLT. Dan menurut Jawarhal, sejak diuji coba, hingga diluncurkan resmi di India pada bulan Juni lalu, NLT mendapat respon sangat positif dari pengguna. “Saya tak bisa menyebut angka (jumlah pengguna). Namun saya bisa pastikan, NLT mendapat sambutan sangat bagus dari pengguna,” Jawarhal menegaskan.

Dengan keberhasilan itu, ungkap Jawarhal, kini Nokia siap membawa NLT ke Negara-negara lain, terutama Negara yang punya karakteristik pertanian mirip dengan India. Tentu saja salah satunya adalah Indonesia, yang rencananya, akan diluncurkan pada awal November ini. Apakah bakal sesukses di India? Sangat boleh jadi, asal juga didukung partner setangguh dan sekompeten partner Nokia di India. Dan last but not least, juga punya dukungan pemerintah sekuat dukungan yang diberikan pemerintah di India.


Aplikasi Sederhana dengan Proses Tidak Sederhana
Sebagai aplikasi berbasis SMS, NLT terselenggara lewat kerjasama dengan operator. Pihak operatorlah yang mengirim push SMS ke nomor pengguna. Di India, operator yang digandeng adalah Idea, salah satu operator besar di sana. Jadi, untuk mendapatkan layanan ini, syarat utamanya adalah memiliki ponsel Nokia yang sudah dibenamkan aplikasi ini, menjadi pelanggan Idea dan mendaftar untuk menjadi pengguna aplikasi NLT.

Selain memasukkan data identitas diri, data penting yang mutlak harus dimasukkan adalah data tempat tinggal dan kode pos. Sebab, data itulah yang akan jadi filter untuk mengirimkan data yang tepat untuk pengguna di lokasi tertentu.

Berbicara soal data, harga pasaran yang berlaku dikumpulkan oleh tenaga dari MSAMB, lantas dikirimkan ke Infinite untuk diolah dan dianalisis, berikutnya baru disalurkan ke operator. Infinite juga mempekerjakan sejumlah tenaga ahli pertanian untuk memasok info pengetahuan dan tips pertanian. Sementara data cuaca, dipasok oleh Skymet yang punya teknologi dan peralatan modern kelas dunia.

Untuk layanan edukasi, Pearson adalah pihak yang ditunjuk untuk memberikan pelatihan bahasa Inggris, dengan kurikulum yang disesuaikan dengan pendidikan nasional di India. Sementara partner lain memasok konten untuk seksi hiburan. Sekadar catatan, puluhan ribu data itu diolah setiap hari.dikirimkan secara regular tiap pagi ke pelanggan.

Tarif berlangganan sendiri terbilang terjangkau untuk kalangan yang jadi target. Untuk informasi komplit pertanian, termasuk info harga pasar tiga jenis komoditi, tarifnya Cuma 60 rupee per bulan, atau sekitar Rp12 ribu. Walaupun punya data 275 komoditi, pelanggan hanya bisa memilih tiga, tapi sewaktu-waktu pilihan komoditi dan area bisa diubah. Sementara paket tanpa info harga, hanya 30 rupee (sekitar Rp6000) per bulan. Tarif yang sama juga berlaku untuk layanan edukasi.

selular.co.id

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.