Pages

Ponsel Refurbish

Banyaknya produk telepon seluler (ponsel) yang diluncurkan belakangan ini menyebabkan konsumen kewalahan mengikuti perkembangan teknologinya. Walaupun diuntungkan dengan keberadaan berbagai pilihan ini, konsumen juga mesti waspada. Pasalnya, ada cukup banyak produk ponsel rekondisi yang juga masuk ke pasar Indonesia. Sebenarnya apa sih ponsel rekondisi tersebut?

----------------------------

KONSUMEN mungkin sudah paham jika kita bicara televisi rekondisi seperti yang beberapa waktu lalu ramai dibicarakan. Tetapi kalau berbicara ponsel rekondisi mungkin tidak banyak yang tahu dan menyadari keberadaannya. Ponsel rekondisi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan televisi rekondisi. Kedua produk elektronik ini sebenarnya barang bekas yang menggunakan bodi baru untuk dijual kembali. Dari luar, konsumen mungkin tidak akan mengetahui beda ponsel rekondisi dengan ponsel baru keluaran pabrikan resmi. Tetapi begitu dipakai, kebanyakan ponsel rekondisi ini mudah rusak.

Ponsel rekondisi ini umumnya dijual tanpa garansi toko atau sering disebut barang black market (BM). Banyak toko yang malas menjelaskan arti rekondisi ini kepada calon pembeli, dan sering ''bohong'' dengan mengatakannya sebagai barang baru. Toko mengatakan sebagai barang baru karena selain lebih gampang ngomongnya, juga lebih cepat menjualnya dan keuntungan yang diperoleh pun lebih besar. Dalam hal ini pembelilah yang harus hati-hati dan ekstra teliti ketika membeli ponsel baru.

Dilihat dari produknya, sebenarnya barang rekondisi atau yang dalam bahasa Inggris disebut refurbish ada tingkatan kualitasnya. Kebanyakan produk refurbish ini berasal dari Cina, tapi ada juga yang direkondisi di Indonesia. Keberadaan produk refurbish ini tentu saja membahayakan konsumen karena konsumen mesti membayar mahal atas ponsel bekas yang kondisinya tidak jelas. Konon katanya, hampir semua handset yang masuk Indonesia merupakan produk refurbish atau rekondisi.

Ada berbagai alasan yang memicu kecurigaan ini, salah satunya harga produk baru yang kelewat mahal dan sebenarnya tidak bisa dijangkau masyarakat Indonesia. Misalnya saja dalam sebuah situs internet diterangkan bahwa produk Samsung E250 dijual di Korea sekitar Rp 3 juta, sementara di Indonesia kita bisa memperoleh produk tipe yang sama dengan harga Rp 1 jutaan. Bisa dipastikan hampir semua produk non-garansi atau BM yang dijual di toko-toko merupakan produk rekondisi. Umumnya mesin yang digunakan adalah mesin bekas, sedangkan casing, charger, dan aksesorisnya saja yang baru.

Menurut salah seorang praktisi ponsel, Amir Hamzah, saat ini ponsel rekondisi memang sudah beredar di Bali. ''Ponsel rekondisi ini memang beredar di Bali, tetapi saya tidak tahu pasti berapa jumlahnya dan di mana saja tempat penjualannya. Hanya, ada beberapa ponsel rekondisi pernah masuk ke servis center kita,'' kata Amir. Cuma, sangat sulit membedakan ponsel rekondisi ini dengan ponsel yang benar-benar baru keluaran pabrikan resmi. ''Bila ponsel tersebut sudah dilihat dalamnya, baru konsumen maupun pedagang bisa mengetahui apakah komponen di dalamnya tersebut masih baru atau bekas.''

Amir yang merupakan GM Rajawali Cellular ini mengutarakan, yang paling dirugikan adanya ponsel rekondisi ini adalah konsumen. Terlebih lagi, banyak konsumen awam ponsel, sehingga cenderung percaya dengan penawaran pedagang. Dari sisi pedagang sendiri, ia menilai keuntungan yang diperoleh hanya bersifat sementara. Sebab, begitu konsumen mengetahui produk yang dijual pedagang relatif mudah rusak dan tidak berkualitas, ke depannya akan sangat merugikan. Dia menganjurkan bila konsumen ingin aman, pembelian ponsel dilakukan di toko yang memberikan jaminan garansi resmi dari prinsipal produk ponsel yang dijualnya.

Seperti yang dikatakan Amir, konsumen mesti hati-hati ketika membeli ponsel, terlebih saat ini sangat banyak pilihannya. Ada beberapa ciri yang bisa dilihat dari produk rekondisi ini. Konsumen mesti hati-hati membeli produk dengan harga murah jika barang itu sudah beredar agak lama di luar negeri, lalu masuk ke Indonesia. Besar kemungkinan itu barang refurbish. Perhatikan pula jika produk yang ditawarkan tidak menggunakan garansi resmi dari vendor. Jangan sampai karena mau beli ponsel yang lebih murah sedikit saja dari ponsel bergaransi, kita dirugikan.

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.