Pages

Punya Tabungan Tanpa Punya Bank

Bisa kirim uang, bayar cicilan, atau cek saldo via telepon seluler? Itu sih biasa. Yang tidak biasa adalah ketika kita bisa menggunakan layanan perbankan tanpa harus jadi nasabah bank manapun. Mau tahu seperti apa?

MEMANFAATKAN fitur-fitur pada ponsel, m-banking yang kita kenal dewasa ini hampir pasti digelar oleh institusi perbankan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana nasib orang-orang yang tak punya akses terhadap layanan perbankan. Kendala geografis atau finansial kerap menjadi alasan mereka untuk tidak membuka rekening di bank.

Alhasil, World Bank melalui International Finance Corporation (IFC) pun datang dengan konsep transformational mobile bank¬ing. Model layanan perbankan yang diperkenalkan IFC akhir April lalu itu sengaja ditempeli embel-embel "transformational" untuk membedakannya dengan m-banking yang sudah ada.

Andalkan Seluler
Apa bedanya? Untuk menikmati layanan perbankan, pelanggan tidak perlu menjadi nasabah bank. Dengan berbekal telepon genggam dan uang elektronik, pelanggan bisa bertransaksi.

M-banking yang sudah digelar di beberapa, seperti Filipina dan Afrika Selatan ini masih ditulang-punggungi teknologi seluler. Maklum, yang namanya komunikasi seluler memang bisa dibilang nggak ada matinya.

Lihat saja industri seluler dalam negeri saat ini. Lagi hangat-hangatnya! Jumlah pengguna yang terus bertambah, layanan yang gencar digelontorkan operator, dan ketersediaan handset di pasaryang makin banyak. Terlihat juga adanya peningkatan minat terhadap potensi ponsel sebagai salah satu kanal untuk pembayaran tepat waktu, papar David Porteus (Bankable Frontier Associates).

Hitung-hitungan kasarnya begini. Sampai 2009 operator seluler di Indonesia melayani sekitar 120 jutaan pelanggan GSM dan CDMA. Separuhnya diperkirakan tidak memiliki rekening di bank, jelas Achmad Budiman (Associate Operation Officer, IFC). Itu artinya, lanjut lelaki yang akrab dipangggil Bido ini, ponsel dapat menjangkau orang-orang yang tidak mempunyai basis perbankan.

Berbasis SMS
Transfomational m-banking sudah diuj coba di beberapa negara dan cukup diminati. Di Filiphina, Globe Telecom menggelar layanan G-Cash dan berhasil merangkul sekitar 1 juta pelanggan. Ada pula Smart dengan SmartMoney yang membukukan angka 2.5 pelanggan. Sementara di Afrika Selatan, Wizzit berhasil menjangkau sedikitnya 40 ribu pelanggan. Kenya, India dan Kolombia termasuk yang berhasil juga.

Bagaimana cara kerjanya? Sederhana saja. Tak ubahnya layanan kirim pulsa yang digelar beberapa operator, seperti Telkomsel dan Indosat. Hanya saja, dalam m-banking ini, pulsanya bisa dicairkan sebagai uang.

Yang perlu dilakukan pelanggan adalah menjadi pelanggan layanan seluler dan layanan m-banking dengan menunjukkan keterangan identitas yang jelas. Setelah terdaftar, Anda harus mengaktifkan layanan. Selanjutnya, pelanggan dapat mengisi ponselnya dengan “uang”, menarik, mengirim, menerima uang tunai, dan melakukan pembayaran. Semua dilakukan viaSMS.

Bagaimana mengisi ponsel dengan "uang"? Kami ambil contoh G-Cash (Filipina). Pelanggan mendatangi kios atau ou/et resmi, memperlihatkan identitas resmi, dan membayar sesuai jumlah "uang" yang diinginkan plus biaya proses. Pihak outlet pun akan segera mengirimkan G-Cash ke ponsel Anda. Mirip beli pulsa, kan?

Kalau ingin menarik dana, pelanggan harus memperlih identitas, mengisi formulir, dan membayar biaya proses di i Kemudian pelanggan mengirimkan pesan SMS khusus ke rt ponsel resmi pihak outlet. Untuk pengiriman lebih gampaffl pelanggan cukup mengirim SMS ke penerima uang. Pesan! berisi jumlah uang dikirim, MPIN, dan teks untuk penerima.

Ini memang baru sebatas konsep. Tapi paling tidak sud bisa dibayangkan potensi bisnis yang ada di sana. Selain (i dia layanan seluler, jaringan merchant bisa ikut menanggul keuntungan. Merchant network bisa dibangun dengan mei berdayakan kios atau gerai penjualan voucher, bankberilft jaringan ATM-nya, pihak ke-3 (seperti ATM Bersama, Alto,! Mastercard), bahkan kantor pos.
Satu yang tak boleh dilewatkan tentu saja regulator atau pemerintah, terutama ketika kita berbicara keamanan dan penerimaan oleh masyarakat, pungkas Bido.

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.